Cara Melunasi Utang yang Sudah Terlanjur Menumpuk

Siapa saja bisa terlilit utang, baik secara disengaja atau tidak sengaja – karena terhimpit permasalahan finansial tertentu. Ketika utang tersebut sudah menumpuk, kadang seseorang kesulitan untuk melunasinya, tak jarang membuat orang tersebut stres yang justru berdampak pada kurangnya produktivitas. Artikel ini akan membahas strategi dan cara melunasi utang agar kewajiban yang sudah terlanjut menumpuk tersebut bisa diangsur dengan baik.

Buatlah Rekap Utang secara Detail

Cara melunasi utang pertama yang perlu dilakukan ialah dengan merinci secara detail utang yang dimiliki. Tidak ada format khusus untuk rincian tersebut, namun disarankan bisa memberikan gambaran yang jelas tentang posisi utang yang dimiliki.

Idealnya dalam merinci utang, ada beberapa yang harus dicatatkan, mulai dari jenis, total utang, total terbayar, angsuran bulanan, sampai dengan tenor.

Contoh rekapitulasi utang yang bisa Anda buat

Tujuan utama perincian ini agar Anda bisa memahami kondisi utang secara menyeluruh untuk selanjutnya membuat prioritas. Misalnya, mendahulukan cicilan yang tenggat waktunya sudah dekat terlebih dulu, yang terbesar dulu, atau yang paling berisiko.

Lakukan Perencanaan Keuangan

Kiat berikutnya yang dapat dilakukan ialah melakukan perencanaan keuangan. Ini harus dilakukan rutin setiap bulan. Namun demikian, Anda juga tidak perlu melakukan perencanaan secara kompleks. Tujuan utama dari aktivitas ini adalah memahami porsi pendapatan dan pengeluaran. Plus, dengan adanya perencanaan tersebut diharapkan Anda bisa lebih disiplin dalam melakukan pembelanjaan.

Contoh perencanaan keuangan yang bisa Anda buat

Hitung berapa pendapatan bersih dan alokasi kebutuhan bulanan. Lalu, kurangkan lagi dengan beban utang yang harus dibayar. Jika masih ada sisa, berapa pun nilainya, disiplinkan untuk menabung.

Bayar Sesuai Skala Prioritas

Jika setelah melakukan perencanaan keuangan lalu alokasi pembayaran cicilan utang Anda belum bisa terakomodasi semua, maka hal yang bisa dilakukan ialah dengan membuat skala prioritas. Ada sejumlah penentu yang bisa digunakan sebagai pertimbangan. Namun faktor penentu ini bisa berbeda untuk masing-masing orang, ini hanya sebagai referensi saja. Berikut ulasannya:

  • Risiko atau urgensi; faktor ini bisa dilihat dari seberapa krusial barang yang dibeli dengan utang tersebut. Misalnya, untuk KPR barangnya adalah rumah. Risiko terbesarnya jika gagal bayar maka rumah akan disita. Maka Anda harus menghitung? Apakah jika itu terjadi ada rumah cadangan atau bisa mengontrak? Jika tidak ada rencana cadangan, artinya risikonya sangat besar. Lalu dibandingkan dengan cicilan lain seperti motor atau barang lain.
  • Fleksibilitas; telusuri apakah ada fleksibilitas yang bisa dinego, misalnya tenggat waktu atau penyusunan ulang kewajiban angsuran. Ini bisa dibicarakan dengan pihak pemberi pinjaman. Jika ada yang bisa dinegoisasi, maka bisa ditempatkan ke prioritas yang lebih rendah. Biasanya ini bisa diaplikasikan pada pinjaman yang berasal dari kerabat. Namun, pastikan komitmen dipenuhi setelah mendapatkan keringanan.

Terapkan Gaya Hidup Minimalis (Bisa Sementara)

Gaya hidup minimalis saat ini banyak diikuti masyarakat. Salah satu referensi rujukannya dari buku Marie Kondo. Intinya gaya hidup ini membuat seseorang membatasi barang yang dimiliki. Misalnya baju secukupnya, kendaraan seperlunya dan sebagainya. Selain memberikan dampak psikologis yang konon positif karena menyederhanakan hidup, ini juga bisa memberikan dampak pada penghematan.

Hal-hal yang bisa dilakukan di awal adalah dengan menjual barang-barang yang tidak terlalu penting. Lalu, berusaha mengerem pembelian kebutuhan yang tidak terlalu urgent.

Temukan Pekerjaan Tambahan

Ini adalah langkah tersakti yang perlu dilakukan. Adanya pemasukan tambahan sudah pasti bisa memperbaiki kondisi perekonomian seseorang. Jika saat ini Anda sedang bekerja penuh waktu di sebuah perusahaan/bisnis, cobalah identifikasi, apakah masih memiliki waktu lebih untuk melakukan lebih banyak hal? Jika iya, maka mencari pekerjaan tambahan bisa menjadi pilihan.

Agar tidak mengganggu pekerjaan utama, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pekerjaan tambahan, antara lain:

  • Bersifat fleksibel; pekerjaan tambahan ini idealnya bersifat fleksibel, misalnya bisa dilakukan di malam hari atau akhir pekan saja. Sehingga tidak akan mengganggu jam kerja yang sudah dimiliki sebelumnya.
  • Pekerjaan yang dikuasai; pekerjaan tambahan ini juga idealnya dikerjakan menggunakan skill yang sudah Anda benar-benar kuasai. Sehingga mengerjakannya pun bisa dengan cepat.
  • Komitmen untuk profesional; memiliki pekerjaan tambahan artinya Anda akan lebih capek, memiliki waktu lebih sedikit, dan bisa jadi lebih pusing. Sehingga perlu ada komitmen untuk bisa disiplin sebelum benar-benar memutuskan untuk mengambil pekerjaan tambahan.

Mengubah Kebiasaan dan Konsisten

Jika ditelusuri, sebenarnya yang membuat utang menumpuk tidak lain karena kebiasaan dan ketidakdisiplinan seseorang. Namun apa daya, waktu tidak bisa diputar kembali. Jadikan apa yang sudah terjadi sebagai pembelajaran penting. Ubah kebiasaan Anda dalam menggampangkan pembayaran utang, jangan mudah berutang, dan jika akan berutang pastikan bisa konsisten mengalokasikan uang untuk pengembalian.

Ubah kebiasaan konsumtif yang melebihi kapasitas diri. Jangan mudah tergiur dengan gaya hidup mewah, hiduplah sederhana. Lalu, konsistenlah dalam merencanakan masa depan, seperti menabung dan investasi. Toh dengan hasil tabungan/investasi tersebut nantinya juga bisa dinikmati untuk membeli apa yang diinginkan saat waktunya tiba.

Semua tips dan cara melunasi utang di atas hanya bisa optimal jika Anda konsisten dan disiplin dalam melakukannya. Semangat terus, optimis bahwa utang yang menumpuk itu bisa segera terselesaikan.

Konten

Ketahui Profil Finansial dan Tingkatkan Credit Score Anda

Bagikan Artikel Ini

Baca Artikel Lain