Proses pemantauan kredit atau loan monitoring dibutuhkan oleh perusahaan keuangan untuk mengetahui dan memantau proses pengajuan fasilitas kredit dan proses jalannya kredit tersebut. Bagi kreditur (pemberi pinjaman), langkah ini penting dilakukan untuk memastikan mereka mendapatkan tingkat pengembalian (TKB) yang optimal. Pasalnya, ini juga menjadi salah satu aspek data yang harus dilaporkan kepada regulator.
Di fintech lending sendiri terdapat sejumlah metrik yang digunakan untuk mengukur performa kredit di platformnya, dua yang paling krusial adalah TKB90 dan TWP90. OJK Mewajibkan setiap platform untuk menampilkan informasi tersebut di situs atau aplikasinya.
TKB90 menjadi ukuran tingkat keberhasilan penyelenggara fintech lending dalam memfasilitasi penyelesaian kewajiban pinjam-meminjam dalam 90 hari terhitung sejak jatuh tempo. Sementara TWP90 adalah ukuran tingkat kegagalan penyelesaian kewajiban yang tertera dalam perjanjian di atas 90 hari sejak tanggal jatuh tempo. Karenanya, untuk memastikan TKB90 mendapatkan persentase paling optimal, aktivitas pemantauan kredit diperlukan sebagai langkah preventif.
Apa itu pemantauan kredit dan aktivitas yang dilakukan?
Dalam sebuah proses pemantauan kredit atau loan monitoring, pada dasarnya akan terdiri dari tiga tahapan utama. Dimulai dari Pre-Processing, yakni tahapan untuk menentukan apakah leads yang masuk layak untuk diperhitungkan atau tidak. Pemantauan kreditnya dilakukan dengan mengevaluasi dokumen-dokumen yang dapat memvalidasi keabsahan informasi debitur.
Tahapan berikutnya adalah Processing, yakni serangkaian evaluasi yang dilakukan dengan melihat dan mencocokan data-data terkait debitur. Ini menjadi langkah yang cukup krusial, karena pada proses ini nantinya perusahaan akan menentukan apakah pengajuan kredit dilanjutkan atau tidak. Sembari memastikan bahwa ia mendapatkan produk kredit yang tepat (biasanya terkait besaran, tenor, jenis pinjaman, dan lainnya).
Lalu terakhir ada Post-Processing, yakni proses monitoring portofolio dan performa setiap peminjam. Memastikan mereka melakukan repayment atau pembayaran tepat waktu. Proses transaksi yang terjadi di sini juga akan di-mining datanya sebagai acuan berikutnya dari debitur terkait saat akan mengajukan produk kredit kembali.
Apa saja komponen yang diperhitungkan dalam pemantauan kredit?
Setidaknya ada 5 ruang lingkup aktivitas yang biasa dipantau untuk menilai kualitas kredit, yaitu:
- Pelaksanaan Kredit
- Kelengkapan Administratif (termasuk di dalamnya dokumen-dokumen yang disyaratkan dalam pengajuan)
- Prestasi Debitur (biasanya berkaitan dengan data penggunaan kredit, riwayat transaksi, dan catatan keuangan sebelumnya)
- Perkembangan Usaha
- Jaminan yang Diberikan
Adapun proses pemantauan kredit biasanya dilakukan secara on-desk atau on-site. Pemantauan on-desk dilakukan dengan melakukan verifikasi terhadap berkas yang diserahkan dan melakukan pengecekan histori kredit milik masing-masing kreditur. Tugas orang yang bekerja sebagai loan monitoring juga melakukan analisis atau deteksi terhadap adanya potensi memburuknya kondisi keuangan nasabah. Aktivitas ini bisa dilakukan ketika calon nasabah datang ke kantor pusat dan melakukan permohonan pengajuan.
Sementara pemantauan on-site dilakukan dengan survei ke lokasi. Misalnya melihat rumah yang dijadikan jaminan atau melihat arus kas dari usaha yang dijalankan debitur. Biasanya tahapan ini dilakukan setelah proses pemberkasan selesai atau dilakukan di tahap akhir sebelum akhirnya lembaga keuangan memutuskan untuk memberikan/tidak memberikan kredit.
Proses pemantauan kredit atau loan monitoring juga mencakup kegiatan untuk memastikan debitur bisa menyelesaikan kewajibannya. Ada kalanya institusi keuangan harus melakukan antisipasi dini untuk meminimalisir kegagalan kolektibilitas pinjaman. Hal ini bisa dilakukan dengan cara melihat aktivitas rekening debitur (khusus jika lembaga keuangan terkait berbentuk perbankan), melihat tunggakan kewajiban secara mendetail (baik berupa pokok, angsuran, atau bunga yang belum diselesaikan), dan memantau jika terdapat informasi negatif terkait dengan debitur (biasanya dilakukan lewat on-desk monitoring, call monitoring, credit checking, atau informasi pihak ketiga).
Bagaimana teknologi mengefisiensikan proses pemantauan kredit?
Rangkaian aktivitas yang dijelaskan di atas pada umumnya dilakukan hampir setiap institusi keuangan konvensional yang menyediakan produk kredit. Sementara itu, seiring perkembangannya layanan fintech bermunculan menyajikan layanan serupa. Misalnya saja yang dilakukan p2p lending, paylater, hingga digital bank. Mereka mengharapkan proses pemantauan kredit atau loan monitoring bisa diefisienkan lewat bantuan teknologi.
Jika diamati lebih dalam, satu hal yang dibutuhkan untuk dalam tiga tahap di atas adalah keterbukaan data finansial. Maka dari itu teknologi Open Finance menjadi relevan untuk membantu lembaga keuangan berbasis teknologi untuk melakukan pemantauan kredit. Adapun teknologi Open Finance yang digunakan bisa dibagi untuk setiap tahapan proses:
- Pre-Processing; layanan berbasis e-KYC dan Identity Verification bisa digunakan untuk mendigitalkan seluruh proses yang ada. Mulai dari proses pengumpulan berkas sampai dengan verifikasi keaslian dan validitas berkas.
- Processing; layanan berbasis Credit Scoring dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan data-data yang relevan untuk membantu institusi sebelum mengambil langkah lebih lanjut.
- Post-Processing; layanan Account Aggregator menyuguhkan kemampuan bagi aplikasi digital untuk mengagregasi data-data akun finansial seperti saldo akun bank dan catatan transaksi di dalamnya dengan persetujuan pengguna untuk proses pemantauan.
Skorfin menggunakan fitur-fitur diatas untuk memberikan nilai Credit Score Anda dengan Gratis. Selain keandalan, keamanan dan privasi data juga menjadi perhatian khusus yang ditonjolkan. Salah satunya dengan memastikan sistem sudah memenuhi kaidah dan standar yang ada dalam ISO manajemen dan keamanan data. Dapatkan nilai Credit Score Anda sekarang!